Frega Matahari

Frega Matahari

Jumat, 26 Agustus 2016

Ela's story (get married)

Awal yang baru bagi Ela. Hari ini ia dinikahkan dengan seorang pria yang tak ia kenal. Ia tak tahu apakah pria itu akan lari setelah melihat sosok dirinya. Ya, dirinya memang tak cantik, gendut lagi. Tapi, mungkin memang yang ditakdirkan u tuk dirinya. Saudara-saudara almarhumah ibunya ingin melepaskan tangannya, sehingga mereka mencari dengan sigap pendamping hidup Ela. Mungkin merasa berat bagi mereka untuk mengasuh anak yatim piatu.
"Kamu sudah siap El?" Tanya bibi Juni dari pintu kamar.
Ela hanya mengangguk pasrah.

perjalanan ke mesjid digunakan Ela hanya untuk berdo'a. Ia berharap siapapun lelaki itu, ia bisa mencintai Ela kelak dengan penuh kasih sayang. Ela memang pesimis dengan hal itu. Ia telah melihat foto calon suaminya. Lelaki itu sangat tampan, badan atletis, kulit bersih, mata kecil tapi belo dan hidungnya mancung. Ia juga memiliki senyum yg manis. Sungguh lelaki idaman, tapi Ela terlalu minder dengan dirinya. Ela merasa agak aneh lelaki itu mau saja dijodohkan dengan gadis seperti dirinya. Lelaki itu tidak hanya tampan, tapi juga pewaris tunggal perusahaan besar di indonesia. Aneh saja dia mau dengan gadis sepertiku. 
"Mudah-mudahan semuanya dilancarkan ke depannya" pinta Ela dalam hati

      ☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺



"bagaimana para saksi? Sah?" Pinta penghulu di mesjid.
"Sah....sah....sah" pinta para saksi dan hadirin di mesjid
semua mengucapkan syukur. Mas kawin tlah diserahkan, buku nikah tlah di tanda tangani. Ela tlah memakai cincin kawin di jarinya, dan ia tlah memiliki suami yang sangat sempurna sekarang. Apa ini yang namanya pelangi setelah hujan?. Ia merasa bersyukur sekarang. Ia mendapatkan kehidupan baru sekarang, setelah duka yang ia tanggung.

Di kamar 
Ela memasuki kamarnya yang dihias begitu indah layaknya kamar pengantin. Ia menghapus make-up nya dan segera mandi. Setelah acara resepsi, ia merasa begitu penat. Tapi, ia masih menunggu suaminya di kamar pengantin mereka. Ia tak ingin tidur duluan. Tak lama kemudian suaminya masuk kamarm nampaknya lelaki tampan itu baru selesai mandi.
"Kamu belum tidur?, nggak capek apa emangnya?". kata yuki sambil meletakkan handuk ke sofa kecil dekat tidur mereka.
Ela gugup untuk menjawabnya, karna ini pertama kalinya ia berdua di kamar dengan laki-laki dan tampan lagi.
"Ng...mmmm.... iya ini aku mau tidur" jawab Ela gelalapan. Ela bingung harus menjawab apa. Tapi ini kan malam pertama mereka, masa iya harus tidur langsung. 
namun, yuki sama sekali tidak menampakkan hasratnya untuk melakukan tugas penting itu. 
"Ok, selamat tidur" kata yuki sambil ikut merebahkan diri di kasur dan menarik selimut. Lalu matanya terpejam. 
Hanya Ela sekarang yang masih terjaga di kamar itu. Yuki sama sekali tidak meliriknya. dari cara yuki bicara, ia sepertjnya baik, tapi bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa ia tak tertarik dengan Ela. Ela bingung harus bagaimana. Ia sepertinya sedang patah hati di malam pertama. Ia sama sekali tak mengenal lelaki ini, tapi tak ada hasrat bagi lelaki itu untuk saling mengenal lebih lanjut. Akankah hidup baru yang ditempuh Ela ini membawanya ke kebahagiaan. pelangi itu tak abadi, tapi mungkinkah secepat ini hilangnya.
gundah hatinya memikirkan esok hari.

☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺

Tidak ada komentar:

Posting Komentar