Frega Matahari

Frega Matahari

Minggu, 25 September 2016

Ela's story (pernikahan layaknya drama)

Di rumah orang tua Ela.

Pagi yang cerah dimulai untuk memerankan drama hidup sebagai istri yang baik. Ela menikmati kicauan selamat pagi dati burung-burung yang hinggap dahan-dahan pohon dekat dapur. Ia sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya. Dikarenakan saling mengenal sebelumnya, ia tak tau apapun soal selera suaminya ini. Ia memutuskan memasak nasi goreng pagi ini.
"kebanyakan orang suka saja sama nasi goreng" pinta Ela pada diri sendiri.
dengan kesungguhan hati, wanita yang baru jadi pengantin kemarin memasak untuk suaminya. Malam pertama yang hanya dilewatkan dengan tidur biasa saja tak ia permasalahkan. Ia hanya berpikir kalau mereka sama-sama lelah kemarin.
"kamu ngapain?"
suara lelaki mengagetkannya. Ah, itu adalah suaminya, lelaki itu menatap datar pada dirinya dari balik meja makan delat dapur.
tak ekspresi dari wajah lelaki ini. Apa yang ia pikirkan dengan pernikahan ini. Ela begitu penasaran, hingga ia ingin sekali  tenggelam dalam pikiran suami tampanya ini.
"Aku masak nasi goreng untuk sarapan kita. Kamu suka nasi goreng kan?"
"Nggak terlalu, tapi kalau ada ya dimakan aja"
Ela lega suaminya tak menolak sarapan yang ia bikin
"Kalau begitu tunggu sebentar ya, aku siapkan dulu peralatan makannya"
Suaminya memilih duduk di kursi meja makan sambil mengamati Ela menyiapkan sarapan di atas meja makan. Ela merasa sedikit grogi diperhatikan oleh lelaki tampan itu. Ia lebih memilih agar lelaki itu menunggu di ruangan daripada memgamatinya seperti ini. Tatapan lelaki itu membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Ah, gadis itu memanh sudah jatuh cinta pada suaminya sendiri. tak salah, tapi ia tak tahu apa-apa tentang lelaki itu. Haruskah ia melakukan PDKT dengannya. Ia berharap lelaki itu yang memulai, karena ia begitu pemalu soal itu.
selesai makan, lelaki itu berdehan.
"aku menikahimu karna aku mematuhi keinginan mamaku"
"Ya?" pernyataan laki-laki itu tanpa aba-aba dahulu membuat Ela bengong dan berusaha untuk mencernanya. Apa maksud laki-laki itu mengatakan hal itu tanpa di tanya.
"Ya, aku menikahimu karena mematuhi keinginan mamaku. itu lah alasanku menikahimu. Aku rasa itu salah satu pertanyaan yang ada dibenakmu sejak tadi malam"
"Ya, begitulah" jawab Ela agak pelan. heran, bagaimana laki-laki ini mengatakan hal itu dengan ekspresi datar. Tak terbaca sama sekali ekspresi wajahnya. Laki-laki seperti apakan suaminya ini.
"Aku harap kamu jangan terlalu megharapkan aku jadi suami yang baik untukmu. kamu juga tak perlu melakukan segala tugas sebagai istri. Kita tak saling cinta, dan hanya status saja yang berubah. kita beraktivitas seperti biasa saja."
"Maksud kamu?"
"Kita jalani kehidupan masing-masing tanpa mencampuri urusan yang lain. Walaupun tinggal satu rumah, dan soal biaya hidup. Kamu tenang saja, aku akan memberikan segala yang kamu butuhkan. Kecuali satu, suami yang baik untukmu. Aku tak bisa menjanjikan sesuatu yang mungkin tak bisa ku tepati"
"Jadi pernikahan ini hanya status?"
"Seperti itulah"
"Lalu, untuk apa kamu menikahiku? Kamu memiliki segalanya. Kenapa memilih wanita sepertiku?" jawab ela dengan nada kesal. Ia mulai menahan tangis di pelupuk matanya. Cinta yang tumbuh langsung patah sebelum berkembang. Mengharapkan pundak untuk bersandar, namun yang ia temui adalah tonggAk rumah tangga yang harus ia pikul.
"Sudah ku katakan, karna aku mematuhi ibuku"
"Bukannya ada maksud lain?"
"Maksudmu apa?" Yuki mulai kesal pada jawaban Ela. Merasa Ela seperti istri yang suka menjawab pertanyaan suami. 
"Tidak ada maksud. Terserah kamu" Ela berdiri dari kursi meja makan dan berlari ke kamar. Ia tak ingin air matamya jatuh di depan laki-laki itu. bersyukur adiknya sudah pergi ke sekolah pagi buta tadi. Ia tak ingin seorang pun di rumah ini tahu bahwa pernikahannya tidak bahagia, bahkan sebelum itu dimulai.

**************************************************************



"Kita haru pergi bulan madu!" perintah yuki dan tak ingin di bantah.
"Kenapa harus bulan madu segala kalau kita nikah buat status?" 
"Karena ini untuk status makannya kita harus pergi. Mama ku sudah mengurus semuanya, makanya kita harus pergi. Besok pesawat kita berangkak jam 10. kamu tak perlu packing karena semuanya tlah disiapkan di bali nanti. Lagian setelah pulang dari bali kita akan pindah ke apartement ku dan status sosial mu pun bakalan naik nona" Setelah mengatakan itu yuki melenggang ke atas tempat tidur dan lelap dalam mImpi. Ela masih meperhatikan lelaki itu tertidur, seharian tadi ia memilih untuk tak begitu banyak bicara dengan lelaki itu. Ia memilih beres-beres rumah, sementara suaminya itu menghabiskan waktu di depan laptop, mungkin menyelesaikan pekerjaanya.
ia tak punya pilihan selain menuruti drama yanh dimainkan suaminya. Ingin sekali ia mencuri skenario yang ada di tangan suaminya, hingga ia tahu bagaimana akhir cerita pernikahn mereka dan apa tujuan suaminya ini.
tak ingin berdebat tentang celaan suaminya mengenai status sosial. Ela memilih berbaring di samping suaminya namun membelakanginya. Karena ia tak ingin tangannya ini bergerak sendiri mencakar wajah tampan suaminya karena begitu kesal kepada laki-laki itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar