Frega Matahari

Frega Matahari

Selasa, 25 Juli 2017

ku tulis luka berangkai kata.
bersajaklah aku melalui mata.
hening di bibir tapi bergemuruh di hati.
makna melukiskan segalanya tentang diri ini.



Rindu

Awal cerita di pagi mendung.
seperti apa rindu ku peluk?
Ia bahkan enggan untuk memeluk
dingin....
membekukan luka yang tersayat di hati.
yang ku peluk saja
yang ku basuh dengan air mata
yang salah jika terucap
Rindu....




**********************************************************


Sebuah bentuk rinduku akan kehangatan keluarga.
orang tua dan satu saudara yang telah menghadap maha pencipta.
Ingin selalu semangat untuk melanjutkan hidup, tapi semua tetap terasa berat. saat air mata mengalir, saat sakit, sedih dll. Semua harus dihadapi sendiri. punya sanak saudara, tapi bisa dijadikan tempat bersandar dan mengadu.
lalu keman rindu ini harus kubawa?



Frega




Jumat, 09 Desember 2016

curhat anak yatim piatu

pernah ia mengatakan cara hidupku tak benar.
menatap nanar, memandang sinis nasibku.
nasibku yang salah baginya.
tak seindah rezekinya.
menyobek luka membuka duka.
merah padam wajahku membendung tangis
marah pada siapa?
dia menghina, dia yang lebih segalanya.
atau pada nasibku?





**************************************************************




Jika ia mempunyai nasib lebih baik. Namun, mulut wanita itu masih saja menyobek seluruh dukaku.
seperti apakah aku, sehingga ia mengatakan hidupku tak benar.
aku bukan wanita murahan, yang menjual diri atau genit.
bukan wanita penjahat, pencuri dan pembuat kriminal, bahkan aku tak menggunakan narkoba dan tak pernah terlibat dengan hukum.
aku juga tak berbuat onar dan nakal.
aku hanya gadis biasa, bahkan untuk pulang maghrib aja aku sudah takut.
dimanakah hidupku tak benar.
hanya karena aku anak yatim piatu.
dia bisa mengatakan aku tak benar.
karena aku menopang hidup padanya, dia bisa menghinaku.
aku bahkan tinggal di rumah orang tuaku sendiri.
hidup dari pensiunan oran tuaku.
karena aku seorang pengangguran yang hanya mengurusi rumah. Kenapa ia merasa aku seperti merepotkannya.
makan ku tiap hari bukan dia yang menanggung 100%, banyak orang yang memberikan bantuan juga yang diberikan melaluinya. Terkadang yang kami datang sangatlah kurang, hanya cukup 1-2 kali makan. Uang kami yang ada sama dia, tak berani kami minta. Siapa yg tak benar, bertampang agamais, tapi masih mendzalimi anak yatim-piatu, bahkan tanpa sadar memakan hak kami.
sungguh ia tak bercermin untuk melihat diri sendiri sudah benar atau belum.
lalu apa aku begitu hina hingga dianggap tak benar.

Selasa, 25 Oktober 2016

sipnosis film Me VS Mami

Hari ini aku habis nonton film Me vs Mami. awalnya sih sempat nggak tertarik. Karena mikirm "ah, paling ceritanya nggak jauh-jauh kahak ftv" apalagi pemeran cowoknya sering main ftv. Tapi, ada suatu bayangan unik yang menarikku untuk melihat lebih dalam pada posternya. posternya dilatari Sebuah Rumah Gadang. Yaa, rumah adat minangkabau. Dikarenakan aku mencintai ranah minang. Aku tertarik segala hal yang berkaitan dengan tanah minang. Apalagi film-film yang menjadikan nagari minang sebagai setting film mereka. Im so excited☺☺☺😊


Nah, film ini tidak hanya mengandung nilai moral tentang kasih seorang ibu pada anaknya. juga menunjukkan keindahan nagari sumatra barat. nah, beginilah sipnosis dari film me vs mami;


♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡







Sinopsis Film Me Vs Mami (2016)

Film Me Vs Mami ini akan menceritakan kisah keluarga antara Ibu bernama Maudy (Cut Mini) dengan putrinya bernama Mira (Irish Bella).Papa Mira tau suami Maudy bernama adam bercerai dan tidak lama papa Adam meninggal dunia.

Hubungan antara dengan putrinya Mira tidak sesederhana ibu dan anak umumnya, keduanya tidak pernah saling akur satu sama lain dan selalu bertengkar, hingga suatu ketika mereka mendapat telepon.

Dalam pembicaraan itu disampaikan bahwa neneknya Mira atau ibu dari suami Maudi meminta mereka untuk menjenguknya karena seang sakitt, hal ini membuat Mira tidak mau harus ikut bersama Ibunya.

Nenek Mira bertempat tinggal di Padang, untuk memenuhi permintaan neneknya itu akhirnya mereka pun berangkat ke Padang, dalam perjalanan menuju ke Padang yang harusnya ditempuh selama 1 hai menjadi harus molor menjadi 3 hari.

Mereka mendapat berbagai tantangan dan masalah dan sering sekali mendapatkan insiden -insiden yang tidak terduga serta ketidak kompakan antara Mira dengan ibunya Maudy, dalam perjalanan tersebut mereka bertemu dengan seorang pria bernama Rio (Dimas) seorang backpacker misterius yang sengaja disewa seseorang untuk membuntuti mereka dan diperjalanan tersebut, Maudy dan Mira akhirnya menemukan sebuah rahasia besar yang tidak terpikirkan selama ini.

Detail and Cast Film Me Vs Mami (2016)

Judul : Me And Mami
Genre : Drama, Komedi , Family
Sutradara : Ody C Harahap
Penulis Skenario : Vera Varidia
Produser : Danny Saputra
Rumah Produksi : mnc pictures
Tanggal Rilis : TBA 2016
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Pemain :
Dimas Aditya
Iris Bella
Cut Mini
Mike Lucock
Gading Martin
Selvi Kitty
Pierre Gruno
Anwar Bab



Source : http://www.pusatsinopsis.com/2016/07/me-vs-mami-2016.html








takdirku

Menjadi beban bagi mereka, bukanlah keinginanku.
aku tak megingikan takdir seperti ini.
bukan inginku juga membuat mereka susah.
tapi apa dayaku.
takdirku sudah tertulis sebelum ku ada.
takdir mereka juga lah terjerat bersamaku.
tak bisa ku menyalahkan takdir.
takdirku takrdirmu itu saling terhubung.
hingga nanti kita bertemu ujungnya.
cerita takdir yang lebih banyak awan hitam mengiringnya.
mengiringnya hingga ku bisa menemukan setidaknya satu sinar matahari.
satu sinar yang kurindukan.
agar ku bisa mandiri.
melepaskan genggaman tangan mereka yang aku sendiri bingung.
seperti genggaman memegangku atau mendorongku untuk lebih jatuh lagi.

bukan maksudku mengumpatmu, hidup bahkan takdirku.
inginku membela hak ku.
inginku merasakan sedikitnya hangat matahari.
inginku langit mengusir awan mendung.
hingga sedikit cerita tentang hujan yang tertulis di masa yang akan datang.
biarkan ku menari bahagia untuk tak memikirkan badai yang sedang berkunjung.
tak memikirkan mereka yang selalu berpikir benar
tapi sugguh liar.
hingga yg salah jadi benar
lupa mereka akan kejahatan tangan, mulut, dan hati sendiri.
menutupi langit gelap diantara gulungan awan putih.
tapi hujannya tetap membasahi ku.

inginku yang hanya sekedar keinginanku
aku adalah beban mereka
hanya mengurut dada jika mereka mebenarkan kesalahannya.
memutarbalikkan cerita.
diam dan duduk menulis kata-kata.
mencurahkan dalam setiap do'a
mohonku rindu jumpa pada pelangi.




-caffelatte's morning-

Kamis, 29 September 2016

Ela's story (TERBAKAR UNTUK KEHANGATAN)




Yuki, kamu bisa pelan nggak bawa motornya. Aku takut!” pekik Ela.
Mereka sedang dalam perjalanan menuju kota bukit tinggi. Kira-kira dua jam dari koa padang. Yuki mengajaknya ke kota itu dengan menaiki motor yang ia sewa tadi. Tidakkah lelaki ini berpkir bahwa Ela takut untuk naik motor keluar kota. Apalagi jalan ke sana harus mendaki bukit dan melewati lembah. Belum lagi, lelaki ini membawa motor dengan kecepatan yang sangat membuat Ela gamang di atasnya.
“Yuki, jangan terlalu ngebut!” pinta Ela pada suaminya.
“kamu tenang aja, kalau takut pegangan dong” Yuki meraih tangan istrinya. Dan melingkarkan tangan itu ke pinggangnya.  Hal ini membuat Ela menjadi semakin gamang, bukan gamang karna takut jatuh. Tapi gamang untuk lebih jatuh cinta pada suaminya. Jika pria ini melaksanakan pernikahan karna tak ada cinta dan tak bisa berjanji menjadi suami yang baik. Lalu apa ini? Bukankah hal kecil ini begitu manis jika dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya. Atau hal yang menyeramkan. Ela telah memberitahukannya bahwa gadis itu takut naik motor lama-lama dan ngebut lagi. Tapi, pria ini tak sedikitpun mengurangi kecepatan motor. Sekarang malah ia beraksi seolah memberikan perlindungan. Apa pria ini ingin membuatnya nyaman dengan memberikan gadis itu ketakutan dulu di awal.
“kamu kenapa milih naik motor sih?”
“lebih amazing La. Kamu coba deh nikmatin pemandangan ala mini. Lebih tertangkap dan terasa segarnya jika kita naik motor” jawab Yuki.
“Amazing apanya. Ngeri sih iya”
Yuki terkekeh mendengar suara gerutu Ela. Rasanya senang baginya melihat ekspresi yang selalu muncul dari wajah istrinya itu.  “hehehe. Coba deh kamu lihat. Tuh di depan ada air terjun lembah anai. Sebentar lagi kita akan lewat di depannya. Kamu jangan merem matanya”
Hasil gambar
(gambar berasal dari google)
Ela tak menghiraukan ucapan Yuki yang terakhir. Ia lebih memilih untuk focus melihat pemandangan air terjun yang sekarang ada di depan matanya. Begitu sejuk ketika melewati nya, belum lagi deburan suaran air yang menenangkan. Tapi itu hanya beberapa detik. Pemandangan hilang dibelakang mereka. Motor itu tetap melaju dengan kecepatan yang ditetapkan Yuki. Jalan yang di tempuh semakin menanjak, dan bukit-bukit dengan perpohonan mengelilingi jalan mereka. Segar. Begitu perasaa Ela saat menghirup udara saat melintasi bukit itu. kapan kah udara bersih ini ia hirup. Entahlah. Teralu lama rasanya ia menghirup suasana yang menyesakkan di dadanya. Apalagi saat peristiwa beberapa bulan yang lalu. Yang membumi hanguskan senyum di wajahnya. Bahkan hari-harinya. Walau sekarang masih ada sisa-sisa asapnya, tapi terasa sudah berangsur lenyap dengan kesegaran yang ia hirup sekarang.
Sesampainya di bukit tinggi, Yuki ternyata mengajaknya ke rumah makan dulu di dekat pasar atas. Ia memang menjalankan niatnya untuk hunting rending dari tanah minang ini. Begitulah pemikiran Ela. Di rumah makan itu, Ela melihat Yuki makan begitu lahap semua hidangan yang tersedia diatas meja. Tidakkah ia berpikir berapa harga yang dibayar jika menyentuh semuanya. Ela saja jika diajak makan di rumah makan padang hanya mampu menyentuh satu jenis makanan. Tapi, itu rasanya tak masalah bagi orang kaya seperti Yuki. Tiba-tiba Yuki melihatku.
Hasil gambar untuk rumaha makan di bukittinggi
(gambar berasal dari google)
“kenapa? Nggak pernah lihat orang makan banyak ya?”
“Pernah. Nih yang di depan aku” jawab Ela sambil berpaling lagi pada makanannya.
Yuki hanya tersenyum sambil berkata “kamu kenapa dikit banget makannya dari aku. Nggak cocok banget sama badan kamu”
Ela kesal, suaminya mulai membahasa bentuk badan soalnya. Memang susah jadi cewek agak gemuk gini. Agak ya. Berarti Ela termasuk gadis yang badannya berisi.
“Kamu sendiri kenapa makannya banyak. Juga nggak cocok dengan badan kamu” ela menjawab dengan sedikit sinis pada pria di depan itu. yuki sendiri hanya dibuat bengong beberapa detik hingga tawanya muncul, membuat Ela bingung dengan tingkah laki-laki ini.
“tersinggung ya?”
Ela hanya memalingkan wajahnya kea rah lain dengan sedikit mendesah.
“Maaf, aku nggak ada maksud. Aku hanya penasaran saja. Jangan cemberut gitu dong. Merusak suasana saja jadinya”
Sekarang yuki mengatakan Ela merusak suasanan. Bukankah laki-laki ini yang merusaknya.
“Bukannya kamu yang merusaknya. Kenapa malah lempar balik ke aku. Dan untuk menjawab penasaran kamu ‘don’t judge the book by the cover’. Orang berbadan seperti aku belum tentu makannya banyak lho. Bisa saja yang  langsing itu juga menipu soal porsi makannya. Dan mungkin aja ada faktor lain yang membuat tubuhku seperti ini selain istilah ‘rakus makan’”
Gelak tawa yuki pun menjadi berderai setelah mendengar penuturan Ela. Bahkan semua pengunjung rumah makan itu sempat melirik ke arah asal suara itu.
“apa pun istilah kamu itu. aku nggak pernah bilang begitu ke kamu. Bukannya aku hanya bertanya kenapa makanmu sedikit. Kamu saja yang sedikit sensitive. Jadi kamu orang yang merusak suanana”
Ela kalah telak. Ia hanya bengong. Karna tak tahu menjawab apa lagi. Ia memilih untuk focus untuk menghabiskan makannya dengan muka ditekuk. Sedangkan yuki melanjutkan menyantap hidangan dengan senyum menghiasi bibirnya.
                                      ****************************
(gambar berasal dari google)
Hari ini terasa begitu melelahkan. Tak terasa badan Ela terasa remuk. Bagaimana tidak, yuki mengajaknya untuk menikmati panorama kota bukit tinggi dengan menjelajahi jenjang seribu yang seperti tembok cina mini itu. bukannya yuki membantu ia untuk bisa sampai di puncak tembok itu. malah laki-laki itu tetap saja stay cool di sana. Mungkin ia malu untuk membantuku. Secara ia tampan, banyak dilirik oleh gadis-gadis di sekitar sana. Ia mungkin merasa malu jika wajah tampannya harus bersanding dengan istri yang badanya bongsor seperti Ela. Membayangkan pemikirannya itu membuat Ela agak kesal sekaligus terlihat menyedihkan.
Ia sedang menikmati kota bukit tinggi di salah satu hotel yang megah disini. Hotel yang berada di tempat yang tinggi hingga kita bisa melihat pemandangan kota bukittinggi dibawahnya. Mereka memutuskan untuk menginap di kota itu dulu dikarenakan Yuki ingin meneruskan perjalanan ke kota payakumbuh besok. Ia tak ingin balik ke padang, karna akan memakan waktu 4 jam jika dari padang.
“Ngapain bengong di depan jendela?”
Suara yuki mengagetkan Ela. Lelaki itu memang selalu tampan. Apalagi sekarang dengan rambut sedikit basah setelah mandi.
“bengong lagi. Nggak mandi?” Tanya yuki
“nggak. Malas. Nggak bagus juga mandi malam”
“Emangnya nggak gerah?”
“nggak” ela langsung beringsut ke tempat tidur. Ia ingin tidur setelah lelah seharian ini.
“Mau tidur tanpa mandi? Bau dong. Nggak kuat aku tidur samping kamu” cela yuki
Ela jadi panas. Suaminya ini sepertinya senang sekali menaikan suhu emosi Ela. Belum lagi rasa penat yang membuat emosinya jadi tak karuan
“Kalau kamu nggak mau tidur dekat orang bau. Nggak usah tidur di sini.” Suara ELa sedikit meninggi, terdengar napasnya memburu. Ia langsung menutupi mukanya dengan selimut. Tangsinya pecah. Kenapa ia menangis. Ia pun tak tahu. Rasanya ia begitu sedih saja. Kenapa yuki selalu begitu padanya. Apa karna celaan yuki. Atau karna ia malu dengan celaan yuki yang mungki benar.
Badan gadis itu Nampak terisak di balik selimut. Yuki tahu bahwa Ela menangis. Rasa bersalah mendatanginya. Tak ada maksud untuk ia membuat gadis itu menangis. Ia hanya ingin membuat gadis itu sedikit kesal dengannya hingga tak berani jatuh cinta padanya. Tapi, kenapa yuki merasa tak ingin air mata gadis itu keluar. Ia mendekati tubuh Ela, mendekap tubuh yang tertutup selimut itu dan berbisik.
“Maafkan aku, tak ada maksudku mencelamu. Ku mohon jangan menangis”
Ela yang merasa sangat hangat ketika tubuh suaminya mendekapnya, menghentikan air matanya setelah mendengar bisikan itu. kenapa pria ini hadir menghadiahkan pelangi setelah ia turunkan hujan. Haruskah Ela mendapatkan luka dulu untuk bahagia, haruskah ia terbakar dulu untuk sebuah kehangatan, dan haruskah ia terjatuh dulu agar bisa disampingnya.
*****************


Selasa, 27 September 2016

Ela's story (Terbang)

"jika sekarang aku sedang terbang dengan sayapnya, ku harap ia tak mengajakku terbang begitu tinggi. Karna tangannya bisa bisa saja melepasku begitu saja hingga terjatuh ke dasar luka lebih dalam lagi. Lebih dalam dari lukaku sebelumnya" -Ela-
                   ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡


 Disinilah Ela duduk manis menikmati pemandangan samudra awan dari ketinggian. Duduk manis di kursi pesawat. Hanya diam yang mengisi perjalanan bulan madunya ke Padang. Ia heran kenapa lelaki ini lebih memilih bulan madu ke kota padang daripada Bali. Dimana-mana orang lain lebih cenderung menikmati bulan madu ke Bali, karena dianggap romantis. Ini ke padang, dimana coba letak romantisnya. Atau ini karena tak ada cinta dari hati pria itu untuk Ela. Sekarang ia hanya patuh pada takdir yang tersusun rapi untuk dirinya. tapi Ela terap penasaran.
"Kenapa kita bulan madu di kota Padang?" Tanya Ela
"Kenapa kita nggak harus bulan madu di kota padang?" Yuki membalas dengan nada cuek.
"Kamu ingin hunting rendang dari daerah asanaya? Atau ingin makan di rumah makan padang di padang karena  tak ada rumah makan padang disana dan harganya lebih murah dari pada kita makan di restorant padang di kota lain?" Tutur Ela dengan panjang dan polos.
"itu pertanyaan yang sekaligus mengandung jawaban dari pemikiran kamu sendiri."
Yuki memberikan jawaban sekenanya saja. Ia sempat tertegun jika cewek ini bisa berpikiran seperti itu dan disampaikan dengan begitu polosnya dengan kalimat panjang seperti itu.
"Tapi, kenapa kamu pilih kota padang?"
" disana indah, banyak juga wisata Alam di sana. seni budaya di sana juga sangat menarik. Lebih baik melakukan sesuatu yang nggak biasa. Ke Bali? Terlalu biasa. Dan lagi, kita bisa hunting rendang sepuasnya di sana. Makan malam di rumah makan padang yang tak pernah ada di sana."
"Apa romantisnya makan malam di rumah makan padang"
"We must try it, my wife!"
Wife, sebuah kata yang bisa melambungkan hati Ela saat ini. Ia seperti mendapatkan suatu pengakuan status atas dirinya dari suaminya. sebuah status yang diperjelas dari laki-laki itu. Tapi itu hanya bertahan sekian detik setelah kalimat lain berhamburan keluar dari bibirnya lagi
"Lagian kita cuma pura-pura kali bulan madunya. Kamu hanya perlu menikmati saja seperti layaknya liburan. tak akan ada yang terjadi, sesuatu yang mungkin kamu harapkan."
"Apa? apa yang aku harapkan?" suara Kesal Ela membuat pernumpang di sekitar mereka berpaling ke asal suara itu. Ela langsung tertunduk malu. Ia melihat yuki hanya memberikan sedikit senyum untuk jawabannya. 
Laki-laki ini terkesan dingin namun Ela merasa ada bara api kecil dalam diri suaminya. Sebuah bara api kecil yang walaupun tak nampak, tapi tetap ada kehangatan dalam sikapnya. Seperti apakah pria ini?
   ♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧




Di kamar hotel di kota padang.

"Wah disini pemandangan lautnya kelihatan banget. Bagusnya" Ela langsung belarian menuju jendela kamar hotel dan membuka tirai jendela. 
Kamar mereka terletak di lantai paling atas. Ia bisa melihat indahnya laut dari jendela. Melihat senyum Ela, terbesit di benak yuki untuk mengusili gadis chubby ini.
"Iya, kamar ini memang bagus viewnya. Tapi aku saranin sebaiknya kamu jangan buka tirai jendela itu malam hari"
"Kenapa"
"Nanti kamu bisa lihat yang nggak-nggak lagi"
"Maksudnya"
Yuki mendesah, ternyata gadis ini selain polos juga lemot. Dengan sabat ia memaparkan
"Kamu kan tahu gempa 2009 yang terjadi di sumbar. Nah ada hotel yang hancur di kota padang kan. banyak banget korban di runtuhan hotel itu. Bahkan kabarnya banyak mayat yang gak ditemukan. sekarang hotel itu udah dibangun lagi. Bangunan hotel itu secara tak resmi telah menjadi tempat terkuburnya mayat-mayat yang tak ditemukan."
Yuki melihat ada rona ketakutan dalam mata Ela. Dengan senyum tertahan ia melanjutkan
"Roh-roh mereka banyak bergentayangan di sana. Kamu tahu nggak itu dimana?"
Ela menggeleng, tak sadar ia sudah duduk merapat di Atas tempat tidur dengan yuki.
"Itu adalah hotel ini"
Ela mematung. 
Ia takut, wajahnya pucat. Dari kecil ela memang penakut. Ia bahkan tak berani tidur sendiri di kamar. Sekarang karna suaminya ia akan takut rasanya ke kamar mandi ini. Ingin rasanya ia menempel terus suaminya.
tangan ela yang tak ia sadari terlingkar erat di lengan yuki. Melihat ekspresi Ela seperti itu, pecahnya tawa yuki.
"Hahahaha. Kamu kalau takut kayak gini lucu banget deh tampang kamu"
"Kenapa tertawa" suara Ela sangat pelan. Walaupun tawa yuki sudah memecahkan suasana. Tapi Ela masih di hipnotis dengan rasa takutnya.
"Eh, aku becanda kali. Bukan yang ini hotelnya. Kalau kamu mau besok aku ajak ke sana" yuki masih berbicara di sela tawanya yang mulai mereda.
"Jadi bukan yang ini hotelnya?" Ela memastikan
yuki menggeleng. Terdengar suara napas lega Ela. Warna wajahmya kembali lagi. Ia menatap tajam pada yuki. Pria ini mengerjainya. Belum keluar sinar listrik dari tatapan matanya pada yuki. Laki-laki itu berdiri menuju kamar mandi. Ia memegangi perutnya yang sakit karna tertawa tadi. 
tiba-tiba kepala yuki melongok keluar dari pintu kamar mandi. 
"Bener besok mau ku atar ke hotel itu nggak?"
"Nggak" ela memalingkan wajahya.
sial! Batin ela.


♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡


Pukul 2 pagi. Ela belum juga tertidur. Ia sedikit parno gara-gara cerita yuki tadi. Ia takut-takut memandangi arah kamar mandi, belum lagi tirai jendela yang sepertinya menyembunyikan sosok anen di baliknya. Tanpa sadar tubuh Ela merapat lebih dekat ke arah suaminya. Yuki sudah tertidur dari tadi. Ia berharap yuki tak kebaratan untuk ini. Karena ela benar-benar takut sekarang. Ela memegang tangan yuki, ia memang seperti itu. Memegang tangan orang yang tidur sebelahnya. Alasanya, Ela takut ditinggal sendirian jika nanti ada penampakan yang keluar saat ia sedang tidur. Baru ela memejamkan matanya untuk memilih dunia mimpi dari pada ketakutan dengan dunia nyata ini. Tangan yuki yang ia genggam bergerak dan melepaskan diri dari genggaman Ela.   Belum sempat berpikir kenapa, yang besar itu dengan melingkari tubuhnya. wajah mereka sangat dekat, terasa di wajah Ela hembusan napas yuki. Walau mata itu tidur tapi suara keluar dari bibirnya.
"Tidur saja seperti ini. maka tak akan ada yang muncul untuk menakutimu"
kalimat simpel dari bibir yuki. Tapi seperti menghadiahkan tempat berlingdung untukku. Dalam posisi itu aku tertidur hingga pagi dalam dekapannya.
"jika sekarang aku sedang terbang, kuharap aku telah siap jika ditakdirkan jatuh. Jika sekarang aku tak bisa mencegah cinta ini untuknya. Maka aku tlah siap untuk patah hati. tak apa jika itu adalah dia." Ela membisikkan itu dalam hatinya.