Frega Matahari

Frega Matahari

Jumat, 09 Desember 2016

curhat anak yatim piatu

pernah ia mengatakan cara hidupku tak benar.
menatap nanar, memandang sinis nasibku.
nasibku yang salah baginya.
tak seindah rezekinya.
menyobek luka membuka duka.
merah padam wajahku membendung tangis
marah pada siapa?
dia menghina, dia yang lebih segalanya.
atau pada nasibku?





**************************************************************




Jika ia mempunyai nasib lebih baik. Namun, mulut wanita itu masih saja menyobek seluruh dukaku.
seperti apakah aku, sehingga ia mengatakan hidupku tak benar.
aku bukan wanita murahan, yang menjual diri atau genit.
bukan wanita penjahat, pencuri dan pembuat kriminal, bahkan aku tak menggunakan narkoba dan tak pernah terlibat dengan hukum.
aku juga tak berbuat onar dan nakal.
aku hanya gadis biasa, bahkan untuk pulang maghrib aja aku sudah takut.
dimanakah hidupku tak benar.
hanya karena aku anak yatim piatu.
dia bisa mengatakan aku tak benar.
karena aku menopang hidup padanya, dia bisa menghinaku.
aku bahkan tinggal di rumah orang tuaku sendiri.
hidup dari pensiunan oran tuaku.
karena aku seorang pengangguran yang hanya mengurusi rumah. Kenapa ia merasa aku seperti merepotkannya.
makan ku tiap hari bukan dia yang menanggung 100%, banyak orang yang memberikan bantuan juga yang diberikan melaluinya. Terkadang yang kami datang sangatlah kurang, hanya cukup 1-2 kali makan. Uang kami yang ada sama dia, tak berani kami minta. Siapa yg tak benar, bertampang agamais, tapi masih mendzalimi anak yatim-piatu, bahkan tanpa sadar memakan hak kami.
sungguh ia tak bercermin untuk melihat diri sendiri sudah benar atau belum.
lalu apa aku begitu hina hingga dianggap tak benar.

Selasa, 25 Oktober 2016

sipnosis film Me VS Mami

Hari ini aku habis nonton film Me vs Mami. awalnya sih sempat nggak tertarik. Karena mikirm "ah, paling ceritanya nggak jauh-jauh kahak ftv" apalagi pemeran cowoknya sering main ftv. Tapi, ada suatu bayangan unik yang menarikku untuk melihat lebih dalam pada posternya. posternya dilatari Sebuah Rumah Gadang. Yaa, rumah adat minangkabau. Dikarenakan aku mencintai ranah minang. Aku tertarik segala hal yang berkaitan dengan tanah minang. Apalagi film-film yang menjadikan nagari minang sebagai setting film mereka. Im so excited☺☺☺😊


Nah, film ini tidak hanya mengandung nilai moral tentang kasih seorang ibu pada anaknya. juga menunjukkan keindahan nagari sumatra barat. nah, beginilah sipnosis dari film me vs mami;


♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡







Sinopsis Film Me Vs Mami (2016)

Film Me Vs Mami ini akan menceritakan kisah keluarga antara Ibu bernama Maudy (Cut Mini) dengan putrinya bernama Mira (Irish Bella).Papa Mira tau suami Maudy bernama adam bercerai dan tidak lama papa Adam meninggal dunia.

Hubungan antara dengan putrinya Mira tidak sesederhana ibu dan anak umumnya, keduanya tidak pernah saling akur satu sama lain dan selalu bertengkar, hingga suatu ketika mereka mendapat telepon.

Dalam pembicaraan itu disampaikan bahwa neneknya Mira atau ibu dari suami Maudi meminta mereka untuk menjenguknya karena seang sakitt, hal ini membuat Mira tidak mau harus ikut bersama Ibunya.

Nenek Mira bertempat tinggal di Padang, untuk memenuhi permintaan neneknya itu akhirnya mereka pun berangkat ke Padang, dalam perjalanan menuju ke Padang yang harusnya ditempuh selama 1 hai menjadi harus molor menjadi 3 hari.

Mereka mendapat berbagai tantangan dan masalah dan sering sekali mendapatkan insiden -insiden yang tidak terduga serta ketidak kompakan antara Mira dengan ibunya Maudy, dalam perjalanan tersebut mereka bertemu dengan seorang pria bernama Rio (Dimas) seorang backpacker misterius yang sengaja disewa seseorang untuk membuntuti mereka dan diperjalanan tersebut, Maudy dan Mira akhirnya menemukan sebuah rahasia besar yang tidak terpikirkan selama ini.

Detail and Cast Film Me Vs Mami (2016)

Judul : Me And Mami
Genre : Drama, Komedi , Family
Sutradara : Ody C Harahap
Penulis Skenario : Vera Varidia
Produser : Danny Saputra
Rumah Produksi : mnc pictures
Tanggal Rilis : TBA 2016
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Pemain :
Dimas Aditya
Iris Bella
Cut Mini
Mike Lucock
Gading Martin
Selvi Kitty
Pierre Gruno
Anwar Bab



Source : http://www.pusatsinopsis.com/2016/07/me-vs-mami-2016.html








takdirku

Menjadi beban bagi mereka, bukanlah keinginanku.
aku tak megingikan takdir seperti ini.
bukan inginku juga membuat mereka susah.
tapi apa dayaku.
takdirku sudah tertulis sebelum ku ada.
takdir mereka juga lah terjerat bersamaku.
tak bisa ku menyalahkan takdir.
takdirku takrdirmu itu saling terhubung.
hingga nanti kita bertemu ujungnya.
cerita takdir yang lebih banyak awan hitam mengiringnya.
mengiringnya hingga ku bisa menemukan setidaknya satu sinar matahari.
satu sinar yang kurindukan.
agar ku bisa mandiri.
melepaskan genggaman tangan mereka yang aku sendiri bingung.
seperti genggaman memegangku atau mendorongku untuk lebih jatuh lagi.

bukan maksudku mengumpatmu, hidup bahkan takdirku.
inginku membela hak ku.
inginku merasakan sedikitnya hangat matahari.
inginku langit mengusir awan mendung.
hingga sedikit cerita tentang hujan yang tertulis di masa yang akan datang.
biarkan ku menari bahagia untuk tak memikirkan badai yang sedang berkunjung.
tak memikirkan mereka yang selalu berpikir benar
tapi sugguh liar.
hingga yg salah jadi benar
lupa mereka akan kejahatan tangan, mulut, dan hati sendiri.
menutupi langit gelap diantara gulungan awan putih.
tapi hujannya tetap membasahi ku.

inginku yang hanya sekedar keinginanku
aku adalah beban mereka
hanya mengurut dada jika mereka mebenarkan kesalahannya.
memutarbalikkan cerita.
diam dan duduk menulis kata-kata.
mencurahkan dalam setiap do'a
mohonku rindu jumpa pada pelangi.




-caffelatte's morning-

Kamis, 29 September 2016

Ela's story (TERBAKAR UNTUK KEHANGATAN)




Yuki, kamu bisa pelan nggak bawa motornya. Aku takut!” pekik Ela.
Mereka sedang dalam perjalanan menuju kota bukit tinggi. Kira-kira dua jam dari koa padang. Yuki mengajaknya ke kota itu dengan menaiki motor yang ia sewa tadi. Tidakkah lelaki ini berpkir bahwa Ela takut untuk naik motor keluar kota. Apalagi jalan ke sana harus mendaki bukit dan melewati lembah. Belum lagi, lelaki ini membawa motor dengan kecepatan yang sangat membuat Ela gamang di atasnya.
“Yuki, jangan terlalu ngebut!” pinta Ela pada suaminya.
“kamu tenang aja, kalau takut pegangan dong” Yuki meraih tangan istrinya. Dan melingkarkan tangan itu ke pinggangnya.  Hal ini membuat Ela menjadi semakin gamang, bukan gamang karna takut jatuh. Tapi gamang untuk lebih jatuh cinta pada suaminya. Jika pria ini melaksanakan pernikahan karna tak ada cinta dan tak bisa berjanji menjadi suami yang baik. Lalu apa ini? Bukankah hal kecil ini begitu manis jika dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya. Atau hal yang menyeramkan. Ela telah memberitahukannya bahwa gadis itu takut naik motor lama-lama dan ngebut lagi. Tapi, pria ini tak sedikitpun mengurangi kecepatan motor. Sekarang malah ia beraksi seolah memberikan perlindungan. Apa pria ini ingin membuatnya nyaman dengan memberikan gadis itu ketakutan dulu di awal.
“kamu kenapa milih naik motor sih?”
“lebih amazing La. Kamu coba deh nikmatin pemandangan ala mini. Lebih tertangkap dan terasa segarnya jika kita naik motor” jawab Yuki.
“Amazing apanya. Ngeri sih iya”
Yuki terkekeh mendengar suara gerutu Ela. Rasanya senang baginya melihat ekspresi yang selalu muncul dari wajah istrinya itu.  “hehehe. Coba deh kamu lihat. Tuh di depan ada air terjun lembah anai. Sebentar lagi kita akan lewat di depannya. Kamu jangan merem matanya”
Hasil gambar
(gambar berasal dari google)
Ela tak menghiraukan ucapan Yuki yang terakhir. Ia lebih memilih untuk focus melihat pemandangan air terjun yang sekarang ada di depan matanya. Begitu sejuk ketika melewati nya, belum lagi deburan suaran air yang menenangkan. Tapi itu hanya beberapa detik. Pemandangan hilang dibelakang mereka. Motor itu tetap melaju dengan kecepatan yang ditetapkan Yuki. Jalan yang di tempuh semakin menanjak, dan bukit-bukit dengan perpohonan mengelilingi jalan mereka. Segar. Begitu perasaa Ela saat menghirup udara saat melintasi bukit itu. kapan kah udara bersih ini ia hirup. Entahlah. Teralu lama rasanya ia menghirup suasana yang menyesakkan di dadanya. Apalagi saat peristiwa beberapa bulan yang lalu. Yang membumi hanguskan senyum di wajahnya. Bahkan hari-harinya. Walau sekarang masih ada sisa-sisa asapnya, tapi terasa sudah berangsur lenyap dengan kesegaran yang ia hirup sekarang.
Sesampainya di bukit tinggi, Yuki ternyata mengajaknya ke rumah makan dulu di dekat pasar atas. Ia memang menjalankan niatnya untuk hunting rending dari tanah minang ini. Begitulah pemikiran Ela. Di rumah makan itu, Ela melihat Yuki makan begitu lahap semua hidangan yang tersedia diatas meja. Tidakkah ia berpikir berapa harga yang dibayar jika menyentuh semuanya. Ela saja jika diajak makan di rumah makan padang hanya mampu menyentuh satu jenis makanan. Tapi, itu rasanya tak masalah bagi orang kaya seperti Yuki. Tiba-tiba Yuki melihatku.
Hasil gambar untuk rumaha makan di bukittinggi
(gambar berasal dari google)
“kenapa? Nggak pernah lihat orang makan banyak ya?”
“Pernah. Nih yang di depan aku” jawab Ela sambil berpaling lagi pada makanannya.
Yuki hanya tersenyum sambil berkata “kamu kenapa dikit banget makannya dari aku. Nggak cocok banget sama badan kamu”
Ela kesal, suaminya mulai membahasa bentuk badan soalnya. Memang susah jadi cewek agak gemuk gini. Agak ya. Berarti Ela termasuk gadis yang badannya berisi.
“Kamu sendiri kenapa makannya banyak. Juga nggak cocok dengan badan kamu” ela menjawab dengan sedikit sinis pada pria di depan itu. yuki sendiri hanya dibuat bengong beberapa detik hingga tawanya muncul, membuat Ela bingung dengan tingkah laki-laki ini.
“tersinggung ya?”
Ela hanya memalingkan wajahnya kea rah lain dengan sedikit mendesah.
“Maaf, aku nggak ada maksud. Aku hanya penasaran saja. Jangan cemberut gitu dong. Merusak suasana saja jadinya”
Sekarang yuki mengatakan Ela merusak suasanan. Bukankah laki-laki ini yang merusaknya.
“Bukannya kamu yang merusaknya. Kenapa malah lempar balik ke aku. Dan untuk menjawab penasaran kamu ‘don’t judge the book by the cover’. Orang berbadan seperti aku belum tentu makannya banyak lho. Bisa saja yang  langsing itu juga menipu soal porsi makannya. Dan mungkin aja ada faktor lain yang membuat tubuhku seperti ini selain istilah ‘rakus makan’”
Gelak tawa yuki pun menjadi berderai setelah mendengar penuturan Ela. Bahkan semua pengunjung rumah makan itu sempat melirik ke arah asal suara itu.
“apa pun istilah kamu itu. aku nggak pernah bilang begitu ke kamu. Bukannya aku hanya bertanya kenapa makanmu sedikit. Kamu saja yang sedikit sensitive. Jadi kamu orang yang merusak suanana”
Ela kalah telak. Ia hanya bengong. Karna tak tahu menjawab apa lagi. Ia memilih untuk focus untuk menghabiskan makannya dengan muka ditekuk. Sedangkan yuki melanjutkan menyantap hidangan dengan senyum menghiasi bibirnya.
                                      ****************************
(gambar berasal dari google)
Hari ini terasa begitu melelahkan. Tak terasa badan Ela terasa remuk. Bagaimana tidak, yuki mengajaknya untuk menikmati panorama kota bukit tinggi dengan menjelajahi jenjang seribu yang seperti tembok cina mini itu. bukannya yuki membantu ia untuk bisa sampai di puncak tembok itu. malah laki-laki itu tetap saja stay cool di sana. Mungkin ia malu untuk membantuku. Secara ia tampan, banyak dilirik oleh gadis-gadis di sekitar sana. Ia mungkin merasa malu jika wajah tampannya harus bersanding dengan istri yang badanya bongsor seperti Ela. Membayangkan pemikirannya itu membuat Ela agak kesal sekaligus terlihat menyedihkan.
Ia sedang menikmati kota bukit tinggi di salah satu hotel yang megah disini. Hotel yang berada di tempat yang tinggi hingga kita bisa melihat pemandangan kota bukittinggi dibawahnya. Mereka memutuskan untuk menginap di kota itu dulu dikarenakan Yuki ingin meneruskan perjalanan ke kota payakumbuh besok. Ia tak ingin balik ke padang, karna akan memakan waktu 4 jam jika dari padang.
“Ngapain bengong di depan jendela?”
Suara yuki mengagetkan Ela. Lelaki itu memang selalu tampan. Apalagi sekarang dengan rambut sedikit basah setelah mandi.
“bengong lagi. Nggak mandi?” Tanya yuki
“nggak. Malas. Nggak bagus juga mandi malam”
“Emangnya nggak gerah?”
“nggak” ela langsung beringsut ke tempat tidur. Ia ingin tidur setelah lelah seharian ini.
“Mau tidur tanpa mandi? Bau dong. Nggak kuat aku tidur samping kamu” cela yuki
Ela jadi panas. Suaminya ini sepertinya senang sekali menaikan suhu emosi Ela. Belum lagi rasa penat yang membuat emosinya jadi tak karuan
“Kalau kamu nggak mau tidur dekat orang bau. Nggak usah tidur di sini.” Suara ELa sedikit meninggi, terdengar napasnya memburu. Ia langsung menutupi mukanya dengan selimut. Tangsinya pecah. Kenapa ia menangis. Ia pun tak tahu. Rasanya ia begitu sedih saja. Kenapa yuki selalu begitu padanya. Apa karna celaan yuki. Atau karna ia malu dengan celaan yuki yang mungki benar.
Badan gadis itu Nampak terisak di balik selimut. Yuki tahu bahwa Ela menangis. Rasa bersalah mendatanginya. Tak ada maksud untuk ia membuat gadis itu menangis. Ia hanya ingin membuat gadis itu sedikit kesal dengannya hingga tak berani jatuh cinta padanya. Tapi, kenapa yuki merasa tak ingin air mata gadis itu keluar. Ia mendekati tubuh Ela, mendekap tubuh yang tertutup selimut itu dan berbisik.
“Maafkan aku, tak ada maksudku mencelamu. Ku mohon jangan menangis”
Ela yang merasa sangat hangat ketika tubuh suaminya mendekapnya, menghentikan air matanya setelah mendengar bisikan itu. kenapa pria ini hadir menghadiahkan pelangi setelah ia turunkan hujan. Haruskah Ela mendapatkan luka dulu untuk bahagia, haruskah ia terbakar dulu untuk sebuah kehangatan, dan haruskah ia terjatuh dulu agar bisa disampingnya.
*****************


Selasa, 27 September 2016

Ela's story (Terbang)

"jika sekarang aku sedang terbang dengan sayapnya, ku harap ia tak mengajakku terbang begitu tinggi. Karna tangannya bisa bisa saja melepasku begitu saja hingga terjatuh ke dasar luka lebih dalam lagi. Lebih dalam dari lukaku sebelumnya" -Ela-
                   ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡


 Disinilah Ela duduk manis menikmati pemandangan samudra awan dari ketinggian. Duduk manis di kursi pesawat. Hanya diam yang mengisi perjalanan bulan madunya ke Padang. Ia heran kenapa lelaki ini lebih memilih bulan madu ke kota padang daripada Bali. Dimana-mana orang lain lebih cenderung menikmati bulan madu ke Bali, karena dianggap romantis. Ini ke padang, dimana coba letak romantisnya. Atau ini karena tak ada cinta dari hati pria itu untuk Ela. Sekarang ia hanya patuh pada takdir yang tersusun rapi untuk dirinya. tapi Ela terap penasaran.
"Kenapa kita bulan madu di kota Padang?" Tanya Ela
"Kenapa kita nggak harus bulan madu di kota padang?" Yuki membalas dengan nada cuek.
"Kamu ingin hunting rendang dari daerah asanaya? Atau ingin makan di rumah makan padang di padang karena  tak ada rumah makan padang disana dan harganya lebih murah dari pada kita makan di restorant padang di kota lain?" Tutur Ela dengan panjang dan polos.
"itu pertanyaan yang sekaligus mengandung jawaban dari pemikiran kamu sendiri."
Yuki memberikan jawaban sekenanya saja. Ia sempat tertegun jika cewek ini bisa berpikiran seperti itu dan disampaikan dengan begitu polosnya dengan kalimat panjang seperti itu.
"Tapi, kenapa kamu pilih kota padang?"
" disana indah, banyak juga wisata Alam di sana. seni budaya di sana juga sangat menarik. Lebih baik melakukan sesuatu yang nggak biasa. Ke Bali? Terlalu biasa. Dan lagi, kita bisa hunting rendang sepuasnya di sana. Makan malam di rumah makan padang yang tak pernah ada di sana."
"Apa romantisnya makan malam di rumah makan padang"
"We must try it, my wife!"
Wife, sebuah kata yang bisa melambungkan hati Ela saat ini. Ia seperti mendapatkan suatu pengakuan status atas dirinya dari suaminya. sebuah status yang diperjelas dari laki-laki itu. Tapi itu hanya bertahan sekian detik setelah kalimat lain berhamburan keluar dari bibirnya lagi
"Lagian kita cuma pura-pura kali bulan madunya. Kamu hanya perlu menikmati saja seperti layaknya liburan. tak akan ada yang terjadi, sesuatu yang mungkin kamu harapkan."
"Apa? apa yang aku harapkan?" suara Kesal Ela membuat pernumpang di sekitar mereka berpaling ke asal suara itu. Ela langsung tertunduk malu. Ia melihat yuki hanya memberikan sedikit senyum untuk jawabannya. 
Laki-laki ini terkesan dingin namun Ela merasa ada bara api kecil dalam diri suaminya. Sebuah bara api kecil yang walaupun tak nampak, tapi tetap ada kehangatan dalam sikapnya. Seperti apakah pria ini?
   ♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧




Di kamar hotel di kota padang.

"Wah disini pemandangan lautnya kelihatan banget. Bagusnya" Ela langsung belarian menuju jendela kamar hotel dan membuka tirai jendela. 
Kamar mereka terletak di lantai paling atas. Ia bisa melihat indahnya laut dari jendela. Melihat senyum Ela, terbesit di benak yuki untuk mengusili gadis chubby ini.
"Iya, kamar ini memang bagus viewnya. Tapi aku saranin sebaiknya kamu jangan buka tirai jendela itu malam hari"
"Kenapa"
"Nanti kamu bisa lihat yang nggak-nggak lagi"
"Maksudnya"
Yuki mendesah, ternyata gadis ini selain polos juga lemot. Dengan sabat ia memaparkan
"Kamu kan tahu gempa 2009 yang terjadi di sumbar. Nah ada hotel yang hancur di kota padang kan. banyak banget korban di runtuhan hotel itu. Bahkan kabarnya banyak mayat yang gak ditemukan. sekarang hotel itu udah dibangun lagi. Bangunan hotel itu secara tak resmi telah menjadi tempat terkuburnya mayat-mayat yang tak ditemukan."
Yuki melihat ada rona ketakutan dalam mata Ela. Dengan senyum tertahan ia melanjutkan
"Roh-roh mereka banyak bergentayangan di sana. Kamu tahu nggak itu dimana?"
Ela menggeleng, tak sadar ia sudah duduk merapat di Atas tempat tidur dengan yuki.
"Itu adalah hotel ini"
Ela mematung. 
Ia takut, wajahnya pucat. Dari kecil ela memang penakut. Ia bahkan tak berani tidur sendiri di kamar. Sekarang karna suaminya ia akan takut rasanya ke kamar mandi ini. Ingin rasanya ia menempel terus suaminya.
tangan ela yang tak ia sadari terlingkar erat di lengan yuki. Melihat ekspresi Ela seperti itu, pecahnya tawa yuki.
"Hahahaha. Kamu kalau takut kayak gini lucu banget deh tampang kamu"
"Kenapa tertawa" suara Ela sangat pelan. Walaupun tawa yuki sudah memecahkan suasana. Tapi Ela masih di hipnotis dengan rasa takutnya.
"Eh, aku becanda kali. Bukan yang ini hotelnya. Kalau kamu mau besok aku ajak ke sana" yuki masih berbicara di sela tawanya yang mulai mereda.
"Jadi bukan yang ini hotelnya?" Ela memastikan
yuki menggeleng. Terdengar suara napas lega Ela. Warna wajahmya kembali lagi. Ia menatap tajam pada yuki. Pria ini mengerjainya. Belum keluar sinar listrik dari tatapan matanya pada yuki. Laki-laki itu berdiri menuju kamar mandi. Ia memegangi perutnya yang sakit karna tertawa tadi. 
tiba-tiba kepala yuki melongok keluar dari pintu kamar mandi. 
"Bener besok mau ku atar ke hotel itu nggak?"
"Nggak" ela memalingkan wajahya.
sial! Batin ela.


♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡


Pukul 2 pagi. Ela belum juga tertidur. Ia sedikit parno gara-gara cerita yuki tadi. Ia takut-takut memandangi arah kamar mandi, belum lagi tirai jendela yang sepertinya menyembunyikan sosok anen di baliknya. Tanpa sadar tubuh Ela merapat lebih dekat ke arah suaminya. Yuki sudah tertidur dari tadi. Ia berharap yuki tak kebaratan untuk ini. Karena ela benar-benar takut sekarang. Ela memegang tangan yuki, ia memang seperti itu. Memegang tangan orang yang tidur sebelahnya. Alasanya, Ela takut ditinggal sendirian jika nanti ada penampakan yang keluar saat ia sedang tidur. Baru ela memejamkan matanya untuk memilih dunia mimpi dari pada ketakutan dengan dunia nyata ini. Tangan yuki yang ia genggam bergerak dan melepaskan diri dari genggaman Ela.   Belum sempat berpikir kenapa, yang besar itu dengan melingkari tubuhnya. wajah mereka sangat dekat, terasa di wajah Ela hembusan napas yuki. Walau mata itu tidur tapi suara keluar dari bibirnya.
"Tidur saja seperti ini. maka tak akan ada yang muncul untuk menakutimu"
kalimat simpel dari bibir yuki. Tapi seperti menghadiahkan tempat berlingdung untukku. Dalam posisi itu aku tertidur hingga pagi dalam dekapannya.
"jika sekarang aku sedang terbang, kuharap aku telah siap jika ditakdirkan jatuh. Jika sekarang aku tak bisa mencegah cinta ini untuknya. Maka aku tlah siap untuk patah hati. tak apa jika itu adalah dia." Ela membisikkan itu dalam hatinya. 

Minggu, 25 September 2016

Ela's story (pernikahan layaknya drama)

Di rumah orang tua Ela.

Pagi yang cerah dimulai untuk memerankan drama hidup sebagai istri yang baik. Ela menikmati kicauan selamat pagi dati burung-burung yang hinggap dahan-dahan pohon dekat dapur. Ia sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya. Dikarenakan saling mengenal sebelumnya, ia tak tau apapun soal selera suaminya ini. Ia memutuskan memasak nasi goreng pagi ini.
"kebanyakan orang suka saja sama nasi goreng" pinta Ela pada diri sendiri.
dengan kesungguhan hati, wanita yang baru jadi pengantin kemarin memasak untuk suaminya. Malam pertama yang hanya dilewatkan dengan tidur biasa saja tak ia permasalahkan. Ia hanya berpikir kalau mereka sama-sama lelah kemarin.
"kamu ngapain?"
suara lelaki mengagetkannya. Ah, itu adalah suaminya, lelaki itu menatap datar pada dirinya dari balik meja makan delat dapur.
tak ekspresi dari wajah lelaki ini. Apa yang ia pikirkan dengan pernikahan ini. Ela begitu penasaran, hingga ia ingin sekali  tenggelam dalam pikiran suami tampanya ini.
"Aku masak nasi goreng untuk sarapan kita. Kamu suka nasi goreng kan?"
"Nggak terlalu, tapi kalau ada ya dimakan aja"
Ela lega suaminya tak menolak sarapan yang ia bikin
"Kalau begitu tunggu sebentar ya, aku siapkan dulu peralatan makannya"
Suaminya memilih duduk di kursi meja makan sambil mengamati Ela menyiapkan sarapan di atas meja makan. Ela merasa sedikit grogi diperhatikan oleh lelaki tampan itu. Ia lebih memilih agar lelaki itu menunggu di ruangan daripada memgamatinya seperti ini. Tatapan lelaki itu membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Ah, gadis itu memanh sudah jatuh cinta pada suaminya sendiri. tak salah, tapi ia tak tahu apa-apa tentang lelaki itu. Haruskah ia melakukan PDKT dengannya. Ia berharap lelaki itu yang memulai, karena ia begitu pemalu soal itu.
selesai makan, lelaki itu berdehan.
"aku menikahimu karna aku mematuhi keinginan mamaku"
"Ya?" pernyataan laki-laki itu tanpa aba-aba dahulu membuat Ela bengong dan berusaha untuk mencernanya. Apa maksud laki-laki itu mengatakan hal itu tanpa di tanya.
"Ya, aku menikahimu karena mematuhi keinginan mamaku. itu lah alasanku menikahimu. Aku rasa itu salah satu pertanyaan yang ada dibenakmu sejak tadi malam"
"Ya, begitulah" jawab Ela agak pelan. heran, bagaimana laki-laki ini mengatakan hal itu dengan ekspresi datar. Tak terbaca sama sekali ekspresi wajahnya. Laki-laki seperti apakan suaminya ini.
"Aku harap kamu jangan terlalu megharapkan aku jadi suami yang baik untukmu. kamu juga tak perlu melakukan segala tugas sebagai istri. Kita tak saling cinta, dan hanya status saja yang berubah. kita beraktivitas seperti biasa saja."
"Maksud kamu?"
"Kita jalani kehidupan masing-masing tanpa mencampuri urusan yang lain. Walaupun tinggal satu rumah, dan soal biaya hidup. Kamu tenang saja, aku akan memberikan segala yang kamu butuhkan. Kecuali satu, suami yang baik untukmu. Aku tak bisa menjanjikan sesuatu yang mungkin tak bisa ku tepati"
"Jadi pernikahan ini hanya status?"
"Seperti itulah"
"Lalu, untuk apa kamu menikahiku? Kamu memiliki segalanya. Kenapa memilih wanita sepertiku?" jawab ela dengan nada kesal. Ia mulai menahan tangis di pelupuk matanya. Cinta yang tumbuh langsung patah sebelum berkembang. Mengharapkan pundak untuk bersandar, namun yang ia temui adalah tonggAk rumah tangga yang harus ia pikul.
"Sudah ku katakan, karna aku mematuhi ibuku"
"Bukannya ada maksud lain?"
"Maksudmu apa?" Yuki mulai kesal pada jawaban Ela. Merasa Ela seperti istri yang suka menjawab pertanyaan suami. 
"Tidak ada maksud. Terserah kamu" Ela berdiri dari kursi meja makan dan berlari ke kamar. Ia tak ingin air matamya jatuh di depan laki-laki itu. bersyukur adiknya sudah pergi ke sekolah pagi buta tadi. Ia tak ingin seorang pun di rumah ini tahu bahwa pernikahannya tidak bahagia, bahkan sebelum itu dimulai.

**************************************************************



"Kita haru pergi bulan madu!" perintah yuki dan tak ingin di bantah.
"Kenapa harus bulan madu segala kalau kita nikah buat status?" 
"Karena ini untuk status makannya kita harus pergi. Mama ku sudah mengurus semuanya, makanya kita harus pergi. Besok pesawat kita berangkak jam 10. kamu tak perlu packing karena semuanya tlah disiapkan di bali nanti. Lagian setelah pulang dari bali kita akan pindah ke apartement ku dan status sosial mu pun bakalan naik nona" Setelah mengatakan itu yuki melenggang ke atas tempat tidur dan lelap dalam mImpi. Ela masih meperhatikan lelaki itu tertidur, seharian tadi ia memilih untuk tak begitu banyak bicara dengan lelaki itu. Ia memilih beres-beres rumah, sementara suaminya itu menghabiskan waktu di depan laptop, mungkin menyelesaikan pekerjaanya.
ia tak punya pilihan selain menuruti drama yanh dimainkan suaminya. Ingin sekali ia mencuri skenario yang ada di tangan suaminya, hingga ia tahu bagaimana akhir cerita pernikahn mereka dan apa tujuan suaminya ini.
tak ingin berdebat tentang celaan suaminya mengenai status sosial. Ela memilih berbaring di samping suaminya namun membelakanginya. Karena ia tak ingin tangannya ini bergerak sendiri mencakar wajah tampan suaminya karena begitu kesal kepada laki-laki itu.

Jumat, 26 Agustus 2016

cara cepat belajar recorder

Cara Cepat Belajar Recorder Bagi Pemula – Cara memainkan recoreder (seruling) tidak beda jauh dengan alat musik suling sunda pada umumnya. Alat musik yang menghasilkan bunyi jika di tiup dan menghasilkan nada jika lobang – lobang di tutup dan di buka oleh jari. Bisa belajar recorder dengan cepat, tentunya idaman bagi semua orang, terutama bagi pemula yang belajar bermain recorder secara otodidak. Selain menyenangkan, alat musik recorder ini sangat mungil, lucu dan praktis bisa dibawa kemana saja. Namun, perlu kamu ketahui, bahwa alat musik recorder itu terbagi menjadi enam (6) jenis, diantaranya: Recorder Alto, Bass, Great Bass (Contra Bass), Sopranino, Soprano, dan Recorder Tenor.
Cara Cepat Belajar Recorder Bagi Pemula
Belajar recoder bisa dilakukan dengan not angka dan not balok, kamu bisa mencari not recorder "search for google". Namun, sebelum kamu memulai bermain recorder dengan not angka, alangkah baiknya pelajari terlebih dahulu teknik dasar bermain recorder yang baik dan benar, dengan mengetahui: nada recorder, posisi untuk tangan kanan, maupun kiri, dan bagaimana cara memulai untuk belajar bermain recorder.

3 Cara Cepat Belajar Recorder Bagi Pemula

  1. Nada Recorder. Do (Semua lubang di tutup sempurna) – Re (Hanya Lubang 7 yang dibuka) – Mi (Lubang 6 – 7 dibuka) – Fa ( Lubang 5 – 7 dibuka) – Sol (Lubang 4 – 7 dibuka) – La (Lubang 3 – 7 dibuka) – Si (Lubang 2 – 7 dibuka) – Do Tinggi (di tiup hanya menekan lubang 2 dan Lubang oktaf belakang). Sebagai contoh gambar: (lubang 3 – 9 = 1 – 7).
    Mengenal Bagian Recorder
    Mengenal Bagian Recorder
  2. Posisi Tangan. Tangan kanan memegang recorder bagian bawah, sedangkan tangan kiri memegang bagian atas.
  3. Posisi Jari. Tangan Kanan (Ibu Jari – menutup lobang oktaf bawah) – (Jari Telunjuk – menutup lubang 1) – (Jari Tengah – menutup lubang 2) – (Jari Manis – menutup lubang 3). Sedangkan untuk Tangan Kiri : (Jari Telunjuk – menutup lobang 4) – (Jari Tengah – menutup lubang 5) – (Jari Manis – menutup lubang 6) – (Jari Kelingking – menutup lubang 7).

Itulah beberapa cara cepat dan mudah untuk belajar bermain alat musik recorder. Terus berlatih pembelajaran dasar dengan mengenal posisi jari, dan pernafasan udara. Untuk bermain recorder, sebaiknya dilakukan dengan posisi badan tegak lurus, dan kedua siku tangan sedikit terbuka ke atas. Sehingga kamu akan leluasa dan mempunyai power yang baik dalam pernafasan. Untuk menghasilkan suara yang lembut, sebaiknya menghirup dan mengeluarkan udara secara perlahan. Untuk mengenal nada recorder (tidak fals), kamu bisa membandingkannya dengan nada alat musik keyboard.


Sumber :http://www.anakmusik.com/2015/04/cara-cepat-belajar-recorder-bagi-pemula.html

Ela's story (get married)

Awal yang baru bagi Ela. Hari ini ia dinikahkan dengan seorang pria yang tak ia kenal. Ia tak tahu apakah pria itu akan lari setelah melihat sosok dirinya. Ya, dirinya memang tak cantik, gendut lagi. Tapi, mungkin memang yang ditakdirkan u tuk dirinya. Saudara-saudara almarhumah ibunya ingin melepaskan tangannya, sehingga mereka mencari dengan sigap pendamping hidup Ela. Mungkin merasa berat bagi mereka untuk mengasuh anak yatim piatu.
"Kamu sudah siap El?" Tanya bibi Juni dari pintu kamar.
Ela hanya mengangguk pasrah.

perjalanan ke mesjid digunakan Ela hanya untuk berdo'a. Ia berharap siapapun lelaki itu, ia bisa mencintai Ela kelak dengan penuh kasih sayang. Ela memang pesimis dengan hal itu. Ia telah melihat foto calon suaminya. Lelaki itu sangat tampan, badan atletis, kulit bersih, mata kecil tapi belo dan hidungnya mancung. Ia juga memiliki senyum yg manis. Sungguh lelaki idaman, tapi Ela terlalu minder dengan dirinya. Ela merasa agak aneh lelaki itu mau saja dijodohkan dengan gadis seperti dirinya. Lelaki itu tidak hanya tampan, tapi juga pewaris tunggal perusahaan besar di indonesia. Aneh saja dia mau dengan gadis sepertiku. 
"Mudah-mudahan semuanya dilancarkan ke depannya" pinta Ela dalam hati

      ☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺



"bagaimana para saksi? Sah?" Pinta penghulu di mesjid.
"Sah....sah....sah" pinta para saksi dan hadirin di mesjid
semua mengucapkan syukur. Mas kawin tlah diserahkan, buku nikah tlah di tanda tangani. Ela tlah memakai cincin kawin di jarinya, dan ia tlah memiliki suami yang sangat sempurna sekarang. Apa ini yang namanya pelangi setelah hujan?. Ia merasa bersyukur sekarang. Ia mendapatkan kehidupan baru sekarang, setelah duka yang ia tanggung.

Di kamar 
Ela memasuki kamarnya yang dihias begitu indah layaknya kamar pengantin. Ia menghapus make-up nya dan segera mandi. Setelah acara resepsi, ia merasa begitu penat. Tapi, ia masih menunggu suaminya di kamar pengantin mereka. Ia tak ingin tidur duluan. Tak lama kemudian suaminya masuk kamarm nampaknya lelaki tampan itu baru selesai mandi.
"Kamu belum tidur?, nggak capek apa emangnya?". kata yuki sambil meletakkan handuk ke sofa kecil dekat tidur mereka.
Ela gugup untuk menjawabnya, karna ini pertama kalinya ia berdua di kamar dengan laki-laki dan tampan lagi.
"Ng...mmmm.... iya ini aku mau tidur" jawab Ela gelalapan. Ela bingung harus menjawab apa. Tapi ini kan malam pertama mereka, masa iya harus tidur langsung. 
namun, yuki sama sekali tidak menampakkan hasratnya untuk melakukan tugas penting itu. 
"Ok, selamat tidur" kata yuki sambil ikut merebahkan diri di kasur dan menarik selimut. Lalu matanya terpejam. 
Hanya Ela sekarang yang masih terjaga di kamar itu. Yuki sama sekali tidak meliriknya. dari cara yuki bicara, ia sepertjnya baik, tapi bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa ia tak tertarik dengan Ela. Ela bingung harus bagaimana. Ia sepertinya sedang patah hati di malam pertama. Ia sama sekali tak mengenal lelaki ini, tapi tak ada hasrat bagi lelaki itu untuk saling mengenal lebih lanjut. Akankah hidup baru yang ditempuh Ela ini membawanya ke kebahagiaan. pelangi itu tak abadi, tapi mungkinkah secepat ini hilangnya.
gundah hatinya memikirkan esok hari.

☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺

Senin, 04 April 2016

Sang Munafik Penggila Harta




Mereka menyentuh hartaku
Tanpa mempesulikan aku.
Dulu sebelum ibu pergi, tak satupun menyentuhnya.
Tapi sekarang…
Semua seperti milik mereka.

Berlagak ingin melindungi
Padaha ingin memiliki,
Berlagak seolah pengasih,
Padahal seorang pencuri
Jiwa maruk menguasai mata
Menggelapkan pandangan.
Hanya bisa melihat uang, tanah serta barang-barang yang bisa mereka bawa pulang.

Baru kusadari,
Rumah ku tlah dikikis sedikt demi seidikit.
Mengaruk isi dialamnya, sampai sedikit yang tersisa.
Akankah mereka melakukannya sampai habis tak tersisa?
Tak sadarkah mereka, bahwa mengambil hak anak yatim piatu akan mendapatkan laknat tuhan?
Semoga mereka terindung dari murka Allah.
Cepat kembaike arah yang benar.
Dan semoga ak merasakan apa yang aku rasakan.
Dan untukku.
Ai berdo`a untuk selalu ikhlas,karna Rencana Allah itu baik.
Dan aku berdo`a kepada llah agar terlindung dari orang-orang yang berniat jahat terhadap kami.

Ini hanya beberapa baris dari rintihan anak yatim piatu.
Ditinggalkan ayah an ibu, lalu hdup denga sanak saudara.
Mengharapkan kasih saying yang tulus.
Tapi yan didapat hanya kepalsuan
Saying hany sampai rekening itu oenuh dengan angka-angka.
Hanya janji dimulut.
Janji yang diucap di depan jenazah ibu
Semua janji itu juga terkubur dengan tanah.

Mereka pembohong, sungguh munafik
Merasa paling menderita, tapi juga ingin membuat kami menderita.

Hidup dirumah sendiri saja begitu siksaanya.
Apalagi hidup di rumah mereka tak terbayang aku dan adik-adkikku menjadi pembantu mereka.
Hidup bagai dalam sinetron.

Aku tak percaya mereka. Sungguh suit mencari kasih sayang yang tulus.
Yang tak issa diukur dengan uan, yang mana cinta yang diberi haya karna Allah.

Bukan aku yang menutup diri.
Tapi mereka yang tak bisa dipercaya.
Bukan aku seorang yang pelit.
Tapi mereka tlah mencuri milikku.
Sehingga aku harus menjaganya.

Hidup seperti ini sangat susah bagiku
Berlagak suka dan setuju.
padahal hatiku berkata lain
mereka memutuskan semuanya
tanpa menanyai kami
mereka memberika pilihan
tapi jawabannya sudah mereka tentukan.
munafik!!!
demokrasi tapi otoriter.